​Generasi Muda NTT Harus Toleran-Inklusif dan Memiliki Semangat Gotong Royong

    ​Generasi Muda NTT Harus Toleran-Inklusif dan Memiliki Semangat Gotong Royong

    Oleh : Yohanis Fransiskus Lema S.IP, M.Si

    NTT - Jumat (26/11/2021) kemarin, saya menggelar Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Universitas Muhammadiyah Kupang. 

    Sosialisasi bertajuk “Pancasila dalam Tindakan: Gotong Royong Bangkit dari Pandemi Covid-19 dan Menangkal Radikalisme”. 

    Sosialisasi dihadiri Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang Bapak Dr. Zainur Wula, S.Pd., M.Si, para dosen dan mahasiswa/i. 

    Mengawali paparan, saya menyampaikan bahwa sesuai amanat Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2019 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3), MPR RI wajib memasyarakatkan Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika, yang kemudian disebut Empat Pilar MPR RI. 

    Mengapa sosialisasi Empat Pilar dibutuhkan? 

    Sejak awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, para pendiri negara menyadari bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk karena terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, budaya, bahasa daerah, serta agama yang berbeda-beda. 

    NTT saja terdiri dari banyak suku, bahasa, budaya dari Pulau Timor, Flores, Sumba, Rote dan Sabu Raijua. 

    Keanekaragaman adalah aset dan kekayaan kita. 

    Saat ini, kita dihadapkan pada banyak tantangan yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, terutama ancaman radikalisme dan intoleransi. 

    Radikalisme dan intoleransi tidak hanya menyasar masyarakat bawah, tapi juga telah bersarang di kalangan terpelajar, termasuk dunia kampus. 

    Karena itu, para mahasiswa/i harus diberikan pencerahan dan pemahaman dalam menghadapi ancaman radikalisme dan intoleransi. 

    Mahasiswa harus menjadi agen percontohan dan perubahan yang membawa semangat toleransi dan kerukunan. 

    Apalagi, di saat ini, kita juga sedang mengalami situasi ekonomi yang sedang bangkit dari keterpurukan akibat pandemi covid-19. 

    Dalam diskusi, saya mengapresiasi pertanyaan-pertanyaan kritis mahasiswa. 

    Saya yakin para mahasiswa/i Universitas Muhammadiyah Kupang dapat menjadi contoh bagi generasi muda NTT untuk menjadi pribadi yang toleran-inklusif dan memiliki semangat gotong royong. 

    Dalam sosialisasi tersebut, saya juga membagikan 1000 bibit tanaman Mangga, Rambutan, Lengkeng, Jambu Kristal dan Durian kepada Universitas Muhammadiyah Kupang. 

    Bibit produktif ini adalah hasil kerja sama saya dengan Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Benenain Noelmina, Kupang. 

    Pembagian bantuan bibit produktif bertujuan meningkatkan kepedulian dan kesadaran mahasiswa/i terhadap penghijauan lingkungan melalui gerakan menanam bibit pohon, baik bibit kayu-kayuan atau buah-buahan. 

    Menanam dan memelihara bibit pohon produktif bernilai ekologis, karena mahasiswa/i terlibat melakukan penghijauan. 

    Terima kasih kepada Bapak Rektor, segenap jajaran Universitas Muhammadiyah Kupang dan adik-adik mahasiswa yang telah membantu dan terlibat menyukseskan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan MPR.

    Muhamad Yasin

    Muhamad Yasin

    Artikel Sebelumnya

    ​Menjadi seorang GURU adalah sebuah PANGGILAN

    Artikel Berikutnya

    Viral !! Marahi Ketua Suku Adat Merapu di...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Jika Rp.1000 per Hari Duit Rakyat untuk Kesehatan, Kira-kira Cukup Gak?
    Hendri Kampai: Ujian Nasional, Standar Kompetensi Minimal Siswa dan Cerminan Keberhasilan Guru
    Hidayat Kampai : Menelusuri Dunia Kecerdasan Buatan untuk Menyusun Karya Ilmiah

    Ikuti Kami